Presiden Kolombia : Juan Manuel Santos
Presiden Kolombia Juan Manuel Santos tampil sebagai peraih Nobel Perdamaian 2016. Santos dianggap menjadi motor upaya damai dengan kelompok pemberontak FARC."Komite (Nobel) memberikan Santos penghargaan ini atas upaya kerasnya untuk menghentikan perang saudara yang sudah berlangsung selama lebih dari 50 tahun. Perang yang sudah menewaskan sekitar 200 ribu warga Kolombia dan memaksa enam juta lainnya kehilangan tempat tinggal," pernyataan Komite Nobel, seperti dikutip CNN, Jumat (7/10/2016).
"Penghargaan ini juga harus diberikan kepada rakyat Kolombia yang tidak pernah kehilangan harapan, meskipun menderita kesulitan dan aksi kekerasan. Penghargaan juga diberikan kepada mereka yang terlibat dalam proses perdamaian," lanjut pernyataan itu.
Pihak Komite Nobel juga memberikan penghormatan kepada mereka yang kehilangan nyawa dalam perang saudara antara pemerintah dengan FARC.
Referendum bukan yang diinginkan Santos
Selama empat tahun pemerintahan Santos melakukan negosiasi damai dengan FARC. Negosiasi ini sangat penting karena mengakhiri perang selama lima dekade.
Tetapi ironisnya, rakyat Kolombia pekan menolak perdamaian dengan FARC, seperti yang dihasilkan dalam referendum. Para pengkritik menggarisbawahi bahwa kesepakatan damai tidak berpengaruh banyak untuk menghukum para pemberontak.
Hasil referendum ini menjadi pukulan telak bagi Santos, terlebih lagi popularitasnya menurun karena mendukung kesepakatan damai.
Kini sepertinya pihak FARC dan Pemerintah Kolombia harus kembali duduk bersama membahas bentuk perdamaian yang bisa diterima oleh para korban pembunuhan, pemerasan dan penculikan.
"Meskipun mengetahui kesepakatan itu kontroversial, dia (Santos) menjadi tokoh instrumental dalam memastikan suara rakyat Kolombia memberikan pendapatnya melalui referendu," tegas pihak Komite Nobel.
0 komentar:
Posting Komentar